Buduran— Di tahun 2025 dimanfaatkan untuk memperdalam tentang pembelajaran Deep Learning. Hal ini disampaikan Pengawas SD-SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo Bapak Drs. Lambang Kurniawan, M.Pd., saat menghadiri Penguatan Implementasi Deep Learning (1/2/2025) di SMP Negeri 2 Buduran.
Kepala SMP Negeri 2 Buduran Ibu Wenny Arie Puji Susanti, S.Pd., M.Pd. membuka langsung acara tersebut. Pak Lambang panggilan akrabnya, menjelaskan tentang Deep Learning dengan memperhatikan konsep mindfull, meaningfull, dan enjoyfull.

Dalam sambutannya Bu Wenny menyampaikan, “Jika program Open Class akan dilaksanakan pada 3-8 Februari 2025. SMPN 2 Buduran mendapat amanah menjadi fasilitator untuk Cluster 1 yang terdiri dari 6 anggota sekolah antara lain: SMPN 1 Sidoarjo, SMPN 2 Sidoarjo, SMPN 4 Sidoarjo, SMPN 1 Sukodono, dan SMPN 1 Gedangan.
Fasilitator akan mendampingi peer teaching dan open class. Peer Teaching berupa kegiatan berbagi praktik baik kepada seluruh guru satu mata pelajaran dalam satu cluster. Selanjutnya menjadi pendamping saat pelaksanaan praktik pembelajaran dalam acara open class. “Kegiatan yang sangat baik, sejalan dengan program sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, menuju pendidikan bermutu untuk semua,” katanya.
“Bagaimana menerapkan konsep berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Perlu, mencermati pada aktivitas apa?
Berkesadaran dapat tampak dari fokus dari siswa dengan cara menyampaikan tujuan, ada kontrol emosi, ada komunikasi ide, mampu merefleksi, mampu mengembangkan strategi dan lain-lain. Bermakna dapat dilihat dari kontekstual/sesuai kondisi sehari-hari yang ada, berbasis masalah, terjangkau oleh siswa, dan lain-lain. Sedangkan menyenangkan dapat dilaksanakan dalam kondisi aman, siswa antusias, ada interaksi positif,” kata Pak Lambang.

Pada penjelasan juga dipaparkan, “Pentingnya olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga. Asesmen awal juga penting agar terjangkau oleh siswa,” paparnya.
Di akhir, Pak Lambang memotivasi, “Jika belum mampu mengelola kelas maka perlu belajar lagi, bisa bertanya pada yang sudah memiliki keterampilan pengelolaan kelas, ketika masih menyalahkan siswa atau pihak eksternal maka termasuk dalam tingkatan terendah, seperti dalam penilaian kinerja. Guru perlu merefleksi dalam diri yang berarti dari internal,” pungkasnya.