
Foto Bapak Haidar dari KPU Sidoarjo Menyampaikan Materi
Suasana Masjid SMPN 2 Buduran pada Kamis, 25 September 2025 terasa berbeda dari biasanya. Ratusan siswa kelas VII yang berjumlah 264 orang, lengkap dengan pendampingan wali kelas masing-masing.
Para murid tampak antusias mengikuti kegiatan bertajuk “Kemitraan Bersama KPU Sidoarjo: Pendidikan Pemilu bagi Pemilih Pemula – Proyek Suara Demokrasi.” Kegiatan ini menjadi bagian dari Pembelajaran Berbasis Proyek tema Suara Demokrasi, yang dirancang agar siswa tidak hanya memahami teori demokrasi dari buku, tetapi juga dapat mengalaminya secara langsung melalui praktik belajar yang menyenangkan dan bermakna.

Foto Sambutan oleh Kepala Sekolah Ibu Wenny Arie Puji Susanti, S.Pd., M.Pd
Acara dimulai dengan pembukaan oleh Bapak Ryan Aryuansyah, S.Pd. selaku MC sekaligus penanggung jawab kegiatan proyek. Selanjutnya, Kepala SMPN 2 Buduran, Ibu Wenny Arie Puji Susanti, S.Pd., M.Pd, memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa pendidikan demokrasi sejak dini sangat penting agar siswa terbiasa menyuarakan pendapat dengan bijak, menghargai perbedaan, serta siap menjadi warga negara yang cerdas dan berintegritas di masa depan.
Materi inti kegiatan disampaikan oleh Bapak Haidar Munjid, Anggota KPU Kabupaten Sidoarjo Divisi Teknis Penyelenggaraan. Dalam pemaparannya, beliau menjelaskan mengenai makna demokrasi, praktik demokrasi yang diwujudkan melalui pemilu, peran lembaga penyelenggara pemilu, contoh pelaksanaan pemilu di lingkungan sekolah. Selain itu juga menjelaskan prinsip Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil atau disingkat Luber Jurdil, hingga bahaya politik uang yang dapat merusak tatanan demokrasi. Dengan gaya penyampaian yang lugas dan komunikatif, materi ini mendapat perhatian penuh dari siswa.

Foto Seluruh Murid Kelas VII sedang Menyimak Penjelasan Narasumber
Antusiasme semakin terlihat saat sesi tanya jawab dibuka. Beberapa siswa mengajukan pertanyaan kritis yang menunjukkan rasa ingin tahu mereka. Jovitta Azalia Hanindita (VIIF) misalnya, bertanya, “Selain demokrasi, ada sistem pemerintahan apa lagi, Pak?” Kemudian Ario Alfonsus Seran (VIIG) melontarkan pertanyaan, “Kenapa di Indonesia masih terjadi money politic?” Tak kalah menarik, Alika Chairani Fulla Falani (VIIF) ingin tahu, “Mengapa dalam monarki selalu keturunan raja dan ratu, dan apakah ada negara yang tidak punya politik?” Semua pertanyaan tersebut dijawab dengan jelas dan mendalam oleh pemateri, sehingga semakin menambah wawasan siswa tentang ragam sistem pemerintahan dan tantangan dalam menjaga demokrasi.
Kegiatan ini ditutup dengan yel-yel semangat demokrasi yang disuarakan bersama, dilanjutkan dengan sesi foto bersama sebagai penanda kebersamaan yang hangat antara siswa, guru, wali murid, dan narasumber dari KPU Sidoarjo. Setelah rangkaian acara selesai, para siswa melanjutkan pembelajaran dengan mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD ini berisi tugas refleksi dan penguatan materi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh dari pemateri dapat diinternalisasi dengan lebih baik.

Foto Seluruh Murid, Tim Proyek Suara Demokrasi Bersama Kepala Sekolah Bu Wenny dan Pemateri dari KPU Sidoarjo Pak Haidar
Melalui kegiatan ini, siswa SMPN 2 Buduran belajar bahwa demokrasi bukan sekadar teori, melainkan praktik nyata yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Mereka memahami bahwa suara rakyat memiliki kekuatan besar, pemilu harus dijalankan secara jujur dan adil, serta politik uang adalah musuh utama yang harus dilawan bersama.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan demokrasi bisa disampaikan dengan cara menyenangkan, membekas, dan memberi pengalaman berharga sejak usia remaja. Pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan dapat diwujudkan dengan menjalin kemitraan pembelajaran baik internal dan eksternal. Pada kesempatan ini bersama KPU Sidoarjo.
Tujuan kemitraan pembelajaran bersama KPU Sidoarjo ini adalah untuk menghubungkan proses belajar siswa dengan konteks dunia nyata, mengembangkan potensi holistik siswa, memperkuat kompetensi guru, dan menciptakan ekosistem belajar yang kolaboratif dan mendukung. Melalui kemitraan dengan praktisi yakni KPU sidoarjo, pembelajaran menjadi lebih relevan, bermakna, dan mendorong murid untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang berkarakter, kreatif, komunikatif, kritis, kolaboratif, dan mandiri.