Sidoarjo, Selasa 7 Oktober 2025 — Semangat hijau mengalir di Ruang Rapat Lantai 2 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo pagi itu. Sejak pukul 08.00 WIB, puluhan kepala sekolah dan pendidik dari berbagai jenjang pendidikan hadir dalam Sarasehan dan Pemberian Penghargaan Sekolah Adiwiyata Kabupaten Tahun 2025.
Di antara wajah-wajah penuh antusias, tampak senyum bahagia dari rombongan SMP Negeri 2 Buduran (Spenduran) yang berhasil meraih predikat Sekolah Adiwiyata Kabupaten Tahun 2025. Prestasi ini ditetapkan melalui Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor 100.3.3.2/380/438.1.1.3/2024 tertanggal 25 September 2025.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Bapak M. Abud Asyrofi, S.Pd.I. kepada Kepala SMPN 2 Buduran, Ibu Wenny Arie Puji Susanti, S.Pd., M.Pd., yang menerima dengan penuh rasa syukur dan bangga. Suasana hangat dan penuh makna menyelimuti ruangan saat tepuk tangan bergema dari para peserta sarasehan.
Acara dibuka oleh Bapak Iswadi, Sekretaris DLHK Kabupaten Sidoarjo, yang menegaskan bahwa gerakan Adiwiyata bukan hanya sekadar program penghijauan, tetapi gerakan budaya peduli lingkungan.
“Adiwiyata adalah cara hidup. Mulai dari kebiasaan kecil menjaga kebersihan hingga mengelola lingkungan secara berkelanjutan. Inilah wujud pendidikan karakter hijau,”
ujar beliau disambut tepuk tangan meriah peserta.
Pesan tersebut menjadi pengingat bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang tumbuhnya kesadaran ekologis generasi muda.
Sesi sarasehan semakin menarik dengan hadirnya Ibu Hj. Dra. Ainun, Sekretaris Komisi C DPRD sekaligus Ketua Muslimat Kabupaten Sidoarjo. Dalam pemaparannya, beliau menekankan pentingnya kepedulian lingkungan sebagai bagian dari kehidupan beriman dan sehat.
“Menjaga kebersihan bukan sekadar tanggung jawab lingkungan, tetapi juga bagian dari iman. Lingkungan sehat, masyarakat kuat, dan stunting bisa ditekan,”
tutur beliau dengan penuh semangat.
Ucapan itu menyentuh nurani para peserta — bahwa cinta lingkungan sejatinya adalah bentuk kepedulian terhadap masa depan manusia.
Bagi Ibu Lilik Fatmawati, S.Pd., Ketua Tim Adiwiyata SMPN 2 Buduran, penghargaan ini merupakan hasil kerja keras kolektif seluruh warga sekolah.
“Ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan hijau kami. Dukungan semua pihak — guru, siswa, orang tua, hingga masyarakat — adalah kunci keberhasilan Spenduran menjadi sekolah yang berbudaya lingkungan,”
ungkapnya dengan senyum bangga.
SMPN 2 Buduran kini semakin mantap melangkah menuju target Adiwiyata Nasional, membawa semangat “Salam Bumi, Pasti Lestari!” yang terus menggema di setiap sudut sekolah.
Penghargaan ini bukan sekadar simbol prestasi, tetapi buah dari komitmen, kepedulian, dan konsistensi. Dari ruang kelas hingga halaman sekolah, dari siswa hingga guru — semangat Adiwiyata telah menjadi napas kehidupan di Spenduran.
SMPN 2 Buduran membuktikan, bahwa membangun budaya peduli lingkungan bukan hanya tentang menanam pohon, tetapi juga menumbuhkan kesadaran dan cinta bumi di hati generasi muda.(Wennysan)