Yogyakarta, SMP Negeri 2 Buduran mengadakan kegiatan Outdoor Learning, pada tanggal 18-19 November 2024.
Sebanyak 229 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Buduran mengikuti kegiatan Outdoor Learning bertema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan subtema Bhinneka Tunggal Ika. Kegiatan ini bertujuan untuk mengintegrasikan pembelajaran tematik dengan pengalaman langsung, serta menanamkan nilai toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman budaya Indonesia.
Dengan didampingi oleh 24 guru, dengan lima unit bus, para siswa memulai perjalanan edukatif ini dari halaman sekolah sejak dini hari. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kurikulum merdeka belajar yang menekankan pembentukan karakter pelajar yang berjiwa Pancasila.
Persiapan Spiritual yang Khidmat
Kegiatan dimulai pada pukul 02.00 WIB dengan para siswa dan guru berkumpul di halaman sekolah. Sebelum berangkat, mereka bersama-sama melaksanakan salat tahajud dan salat Subuh berjamaah. Suasana khusyuk mengawali perjalanan ini sebagai bentuk kesiapan spiritual dan untuk menumbuhkan kekompakan antara siswa dan guru.
Setelah ibadah, seluruh rombongan bersiap menaiki bus dan memulai perjalanan menuju Yogyakarta dengan penuh semangat dan antusiasme.
Perjalanan Edukatif Menuju Yogyakarta
Perjalanan menuju Yogyakarta memakan waktu sekitar 8 jam. Selama di perjalanan, para siswa tidak hanya menikmati pemandangan alam, tetapi juga mendapatkan materi pengantar dari tour leader tentang sejarah dan budaya yang akan mereka pelajari lebih dalam di berbagai destinasi.
Diskusi interaktif mengenai budaya, sejarah, dan keragaman suku bangsa Indonesia berlangsung hangat, memberikan suasana belajar yang menyenangkan meskipun di dalam bus.
Eksplorasi Budaya di Candi Prambanan
Sesampainya di Yogyakarta, destinasi utama yang dikunjungi adalah Candi Prambanan — kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Di bawah bimbingan pemandu wisata profesional, para siswa belajar tentang arsitektur, nilai filosofis, dan sejarah pembangunan Candi Prambanan yang dibangun pada abad ke-9 Masehi.
Tak ketinggalan, kisah legendaris Roro Jonggrang menjadi topik yang menarik perhatian siswa. Selain itu, mereka juga aktif bertanya dan mencatat informasi penting sebagai bagian dari laporan pembelajaran mereka.
Kegiatan ini menjadi momen penting bagi para siswa untuk melihat secara langsung warisan budaya yang selama ini hanya mereka pelajari melalui buku. Mereka juga menikmati waktu berkeliling dan mengabadikan momen di spot-spot ikonik candi, menjadikannya pengalaman visual yang tidak terlupakan.
Rangkaian Destinasi Budaya dan Alam
Selain Candi Prambanan, rombongan juga mengunjungi sejumlah destinasi edukatif dan wisata budaya lainnya seperti Batik Giriloyo, Pantai Parangtritis, HeHa Sky View, Malioboro, dan menikmati serunya Lava Tour Merapi. Setiap lokasi dipilih untuk memberikan pemahaman tentang keberagaman budaya, tradisi, serta kekayaan alam Indonesia.
Di Batik Giriloyo, siswa diajak memahami proses membatik sebagai warisan budaya bangsa. Di Parangtritis dan Merapi, mereka belajar tentang keindahan dan kekuatan alam, serta pentingnya menjaga kelestariannya.
Refleksi dan Nilai yang Ditanamkan
Kegiatan Outdoor Learning ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran sejarah dan budaya, tetapi juga melatih kemampuan sosial, kerjasama, serta menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan siswa. Nilai-nilai seperti toleransi, gotong royong, dan kecintaan terhadap tanah air tercermin dalam setiap interaksi dan aktivitas selama kegiatan berlangsung.
Kegiatan berakhir pada Selasa, 19 November 2024. Rombongan kembali ke Sidoarjo dengan selamat dan penuh kesan mendalam. Banyak cerita dan pengalaman berharga yang dibawa pulang oleh para siswa, yang tak hanya memperkaya pengetahuan mereka, tetapi juga membentuk karakter sebagai pelajar Pancasila yang menghargai keberagaman.
Harapan dan Komitmen Sekolah
Melalui program ini, SMPN 2 Buduran berharap dapat terus menghadirkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Pengalaman belajar di luar kelas menjadi sarana efektif dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam memaknai sejarah dan budaya bangsa.


